Video Games Europe Menolak Gerakan "Stop Killing Games"
Video Games Europe asosiasi industri game di Eropa baru-baru ini menyampaikan ketidaksetujuannya terhadap gerakan Stop Killing Games, tepat setelah gerakan ini memenuhi syarat sebagai Inisiatif Warga Uni Eropa.

Mengapa Mereka Menolak? Kebutuhan Pasar dan Biaya Operasional, Mereka menegaskan bahwa memutus dukungan layanan online bukan keputusan ringan, melainkan soal mempertimbangkan kelayakan komersial. Jika sebuah layanan sudah tidak menguntungkan, perusahaan harus punya opsi untuk berhenti, dan pemain akan diberi pemberitahuan yang sesuai sesuai regulasi perlindungan konsumen lokal.
Risiko Hukum & Keamanan, Solusi privat atau fan-made server tidak selalu aman atau legal. Tanpa regulasi ketat terkait data, konten ilegal, dan moderasi, penerbit bisa menghadapi risiko hukum.
Keterbatasan Teknologi & Desain Game, Banyak game dibuat dengan desain online-only, dan memaksa penerbit menyediakan mode offline atau server privat akan menaikkan biaya pengembangan signifikan.
Gerakan Stop Killing Games
Gerakan Stop Killing Games, yang diprakarsai oleh Ross Scott setelah gamers tak bisa lagi memainkan The Crew dari Ubisoft, bertujuan agar penerbit memberi akses terus-menerus bagi pemain, meski layanan server sudah dihentikan. Mereka menganggap penutupan ini sebagai bentuk planned obsolescence, di mana konsumen kehilangan akses ke produk yang sudah mereka bayar.
Mereka menuntut agar saat sebuah game ditutup, penerbit:
- Menyediakan mode offline, atau Merilis alat/sumber kode agar komunitas dapat menjalankan servernya sendiri.
Gerakan Stop Killing Games telah mengumpulkan lebih dari 1 juta tanda tangan, dan bertujuan agar Komisi Eropa mempertimbangkan regulasi baru.
Meski begitu, pelaksanaannya hanya berlaku di wilayah EU (dan mungkin Inggris), sehingga penerbit masih bebas mematikan layanan secara global.
Siapa Saja Anggota Video Games Europe?
Grup ini adalah asosiasi industri besar yang mencakup banyak nama besar seperti Activision Blizzard, EA, Epic Games, Ubisoft, Microsoft, Nintendo, dan lainnya artinya mewakili kepentingan penerbit dengan sumber daya besar.
Video Games Europe menganggap regulasi dari gerakan Stop Killing Games bisa menghilangkan fleksibilitas pengambilan keputusan bisnis, meningkatkan risiko hukum, dan menaikkan biaya pengembangan.
Sedangkan gerakan konsumen mendesak hak agar game yang sudah dibayar tidak tiba-tiba lenyap entah dengan mode offline resmi atau alat agar komunitas bisa merawat servernya sendiri.
Sampai saat ini, gerakan tersebut telah mengumpulkan banyak dukungan, tetapi akan sulit untuk diterapkan secara global tanpa dukungan hukum di luar EU. Sementara penerbit besar menolak perubahan ini karena dianggap dapat membatasi pilihan dan membebani industri.